Kementerian ESDM telah melaksanakan kegiatan PSBE sejak 2012 yang sebelumnya bernama Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun (PEEN) yang dikembangkan oleh Direktorat Konservasi Energi, Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi. Pada tahun 2018 PEEN berganti nama menjadi Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi yang merupakan salah satu dalam Penghargaan Subroto selain Penghargaan Keselamatan Ketenagalistrikan, Penghargaan Wartawan Energi, Penghargaan
Keselamatan Minyak dan Gas Bumi, Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lindungan Lingkungan Panas Bumi, dan Penghargaan Dharma Karya Energi dan Sumber Daya Mineral. PSBE adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh Kementerian ESDM kepada para stakeholder yang memiliki prestasi luar biasa dalam memajukan sektor ESDM.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan program-program efisiensi dan konservasi energi sesuai dengan PP 33 tahun 2023, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah dengan memberikan insentif dalam bentuk fiskal seperti berbagai dukungan pendanaan dan non fiskal seperti bentuk penghargaan (kompetisi). Sebagai salah satu bentuk penghargaan dalam bentuk non- fiskal yang diberikan oleh Kementerian ESDM adalah Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi (PSBE) kepada pihak Pemerintah maupun para pemangku kepentingan yang telah berhasil menerapkan efisiensi dan konservasi energi di sektor industri dan bangunan gedung, serta di lingkungan instasi pemerintah
Penghargaan diberikan kepada para pemangku kepentingan yang telah berhasil menerapkan efisiensi energi, konservasi energi dan penurunan emisi gas rumah kaca.
Prof. Dr. Subroto lahir di Solo, Jawa Tengah pada tanggal 19 September 1923. Setelah lulus dari Akademi Militer di Jogjakarta tahun 1948, beliau juga menyelesaikan Master of Arts dari McGill University, Canada, tahun 1956, memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1958 serta gelar Profesor dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1965. Terakhir beliau juga memperoleh gelar Doktor Honoris Causa bidang Hukum dari University of Alaska Anchorage (UAA), Alaska, USA
Sebelum menjabat Menteri Pertambangan dan Energi, beliau juga pernah menduduki jabatan sebagai Menteri Transmigrasi dan Koperasi tahun 1971 - 1973 dan juga Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi tahun 1973 - 1978. Beliau juga bernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada tahun 1988 - 1994.
Di tingkat global, Prof. Dr. Subroto dikenal sebagai The Wise Minister Subroto from Indonesia. Julukan yang diberikan karena kearifan serta visinya yang hati-hati dalam pengelolaan minyak di kalangan negara-negara OPEC. Beliau juga piawai berdiplomasi dan mampu meredam silang pendapat antarnegara OPEC, kala menjabat sebagai Presiden Konferensi (1985) dan Sekretaris Jenderal pada tahun 1988-1994.
Prof. Dr. Subroto juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, juga tercatat sebagai salah satu tokoh yang ikut merancang blueprint pembangunan perekonomian Indonesia. Bersama Prof. Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Emil Salim, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Dr. Ali Wardhana, beliau menjadi anggota Tim Ekonomi untuk pembangunan Indonesia di era awal Orde Baru.
Beliau juga Pendiri dan Ketua dari BIMASENA, Perkumpulan Masyarakat Pertambangan dan Energi, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Indonesian Institute of Energy Economics (IIEE), Dewan Penasehat PT Medco Energi Internasional, Tbk., Dewan Komisaris PT Bank DBS Indonesia, Ketua Dewan Pembina Yayasan Bangun Bina Anak Indonesia, Ketua Dewan Penasehat Indonesian Mining and Minerals Research Institute (IMMRI), Ketua Dewan Pengawas Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM), dan Dewan Penasehat ASPERMIGAS.
Atas sumbangsih luar biasa Prof. Dr. Subroto di sektor pertambangan dan energi, penghargaan tertinggi di sektor ESDM yang telah dianugerahkan mulai tahun 2017 juga mengusung nama beliau, ""Penghargaan Subroto"", diberikan kepada para pemangku kepentingan yang telah melakukan kinerja terbaik dalam memajukan sektor ESDM di Indonesia.